A. DEFINISI  
Regurgitasi Katup Aorta adalah kebocoran pada katup aorta yang terjadi setiap kali ventrikel mengalami relaksasi. 
C. ETIOLOGI
Dulu penyebab utama dari regurgitasi katup aorta di Amerika Utara dan Eropa Barat adalah demam rematik dan
sifilis. Sekarang kedua penyakit ini sudah jarang ditemukan karena antibiotik telah digunakan secara luas. Di wilayah lainnya, kerusakan katup akibat demam rematik masih sering terjadi. Selain demam rematik, penyebab lainnya yang paling sering ditemukan adalah:
sifilis. Sekarang kedua penyakit ini sudah jarang ditemukan karena antibiotik telah digunakan secara luas. Di wilayah lainnya, kerusakan katup akibat demam rematik masih sering terjadi. Selain demam rematik, penyebab lainnya yang paling sering ditemukan adalah:
-          Demam rematik
-          melemahnya katup 
-          bahan fibrosa akibat degenerasi miksomatous.  Degenerasi miksomatous merupakan kelainan jaringan ikat yang  diturunkan, yang memperlemah jaringan katup jantung dan membuatnya  meregang secara tidak normal dan kadang sobek. 
-          kelainan bawaan
-           
-          D. PATOFISIOLOGI
-          Gagal  jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis penyakit  jantung congenital. Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung  mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir atau  menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan-keadaan yang meningkatkan  beban awal meliputi : regurgitasi aorta dan cacat  septum ventrikel. Dan beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi  stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat  menurun pada imfark miokardium dan kardiomiopati.
-          Faktor-faktor  yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui penekanan  sirkulasi yang mendadak dapat berupa : aritmia, infeksi sistemik dan  infeksi paru-paru dan emboli paru-paru. Pennganan yang efektif terhadap  gagal jantung membutuhkan pengenalan dan penanganan tidak saja terhadap  mekanisme fisiologis dan penykit yang mendasarinya, tetapi juga terhadap  faktor-faktor yang memicu terjadinya gagal jantung. Setiap hambatan  pada arah aliran (forward flow) dalam sirkulasi akan menimbulkan  bendungan pada arah berlawanan dengan aliran (backward congestion).  Hambatan pengaliran (forward failure) akan menimbulkan adanya gejala  backward failure dalam sistim sirkulasi aliran darah. Mekanisme  kompensasi jantung pada kegagalan jantung adalah upaya tubuh untuk  mempertahankan peredaran darah dalam memenuhi kebutuhan metabolisme  jaringan. Mekanisme kompensasi yang terjadi pada gagal jantung ialah :  dilatasi ventrikel, hipertrofi ventrikel, kenaikan rangsang simpatis  berupa takikardi dan vasikonstriksi perifer, peninggian kadar  katekolamin plasma, retensi garam dan cairan badan dan peningkatan  eksttraksi oksigen oleh jaringan. Bila jantung bagian kanan dan bagian  kiri bersama-ama dalam keadaan gagal akibat gangguan aliran darah dan  adanya bendungan, maka akan tampak tanda dan gejala gagal jantung pada  sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru. Keadaan ini disebut Gagal Jantung  Kongestif (CHF).
B. MANIFESTASI KLINIS
Dengan  regurgitasi aorta yang konsepnya bertahap, walaupun terdapat kebocoran  yang berat biasanya tidak ada atau hanya ada sedikit gejala. Bila  kebocoran katup bertambah, atau bila terjadi dekompensasi ventrikel,  bisa timbul dipsnue saat aktivitas, yang bila berat bisa terjadi saat  istrahat. 
Denyut  nadi menghilang dengan ventrikel kiri yang mengalami kelebihan beban  volume (denyut apeks hiperdinamik) tekanan darah diastolic, yang  berkaitan langsung dengan jumlah darah yang masuk kembali dari aorta  keventrikel kiri, merupakan petunjuk yang baik untuk menententukan  beratnya regurgitasi aorta kronis (tekanan darah diastolic rendah = AR  berat). Tekanan nadi yang lebar bisa menyebabkab tanda corriga ( denyut  karotis terlihat) tanda de musset (kepala terantuk-antuk mengikuti  denyut) atau quinke  (denyut pada  bantalan kuku) murmur diastolic awal terdengar disepanjang garis  sternalis kiri (bila pasien mencendongkan badan ke depan saat akhir  ekspirasi) kecuali bila AR disebabkan oleh Aneurisme akar aorta. Dimana  murmur akan terdengar paling keras disepnjang garis sternalis kanan.  Murmur bisa terdengar sangat keras pada AR yang ringan. Dan bisa juga  terdengar lembut pada AR yang sangat berat, atau bila kelainnanya akut,  seperti pada endokarditis. 
Regurgitasi katup aorta yang ringan tidak menimbulkan gejala selain murmur jantung yang khas (setiap kali ventrikel kiri mengalami relaksasi), yang dapat didengar melalui stetoskop,  Pada regurgitasi yang berat, ventrikel kiri mengalirkan sejumlah besar  darah, yang menyebabkan pembesaran ventrikel dan akhirnya menjadi gagal jantung.  Gagal jantung menyebabkan sesak nafas sewaktu melakukan aktivitas atau  sewaktu berbaring telentang, terutama pada malam hari. Duduk tegak  memungkinkan dialirkannya cairan dari paru-paru bagian atas sehingga  pernafasan kembali normal. Penderita juga mungkin mengalami palpitasi  (jantung berdebar) yang disebabkan oleh kontrasksi yang kuat dari  ventrikel yang membesar. Bisa terjadi nyeri dada, terutama pada malam  hari. 
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi:
-          Bayangan hili paru yang tebal dan melebar, kepadatan makin ke pinggir berkurang
-          Lapangan paru bercak-bercak karena edema paru
-          Distensi vena paru
-          Hidrothorak
-          Pembesaran jantung, Cardio-thoragic ratio meningkat
EKG
Dapat  ditemukan kelainan primer jantung (iskemik, hipertropi ventrikel,  gangguan irama) dan tanda-tanda faktor pencetus akut (infark miokard,  emboli paru) Ekokardiografi Untuk deteksi gangguan fungsional serta  anatomis yang menjadi penyebab gagal jantung.
F. PENATALAKSANAAN
Menurut prioritas terbagi atas 4 kategori :
Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi sistemik:
a.      Istirahat total/tirah baring dalam posisi semi fowler
b.      Memberikan terapi Oksigen sesuai dengan kebutuhan
c.       Memberikan terapi medik : digitalis untuk memperkuat kontraksi otot jantung.
Menurunkan volume cairan yang berlebihan
a.      Memberikan terapi medik : diuretik untuk mengurangi cairan di jaringan
b.      Mencatat intake dan output
c.       Menimbang berat badan
d.     Restriksi garam/diet rendah garam
Mencegah terjadinya komplikasi
a.      Mengatur jadwal mobilisasi secara bertahap sesuai keadaan klien
b.      Mencegah terjadinya immobilisasi akibat tirah baring
c.       Merubah posisi tidur
d.     Memperhatikan efek samping pemberian medika mentosa; keracunan digitalis
e.      Memeriksa atau memonitor EKG
Pengobatan pembedahan Komisurotomi
Hanya pada regurgitasi aorta akibat infeksi aorta, reparasi katup aorta dapat dipertimbangkan Sedangkan pada regurgitasi aorta akibat  penyakit lainnya umumnya harus diganti dengan katup artifisial.  Indikasi pada keluhan sesak napas yang tidak dapat diatasi dengan  pengobatan symptomatik. Bila ekhokardiografi menunjukkan sistole  ventrikel kiri 55 mm, atau fractional shortning 25% dipertimbangkan  untuk tindakan operasi sebelum timbul gagal jantung.
a.      Pendidikan kesehatan, menyangkut penyakit, prognosis, pemakaian obat-obatan serta mencegah kekambuhan
b.      Menjelaskan tentang perjalanan penyakit dan prognosisnya
c.       Menjelaskan tentang kegunaan obat-obat yang digunakan, serta memberikan jadwal pemberian obat
d.     Merubah gaya hidup/ kebiasaan yang salah : merokok, stress, kerja berat, minum alkohol, makanan tinggi lemak dan kolesterol
e.      Menjelaskan  tentang tanda-tanda serta gejala yang menyokong terjadinya gagal  jantung, terutama yang berhubungan dengan kelelahan, lekas capai,  berdebar-debar, sesak napas, anoreksia, keringat dingin
f.        Menganjurkan untuk kontrol semua secara teratur walaupun tanpa gejala
g.      Memberikan dukungan mental; klien dapat menerima keadaan dirinya secara nyata/realitas akan dirinya baik
G. Terapi
Inhibitor  enzim pengubah angiotensin (Ace) (mungkin juga vasodilator lain seperti  bloker kanal kalsium) dan diuretic bisa mempertahankan fungsi LU selama  bertahun-tahun setelah timbulnya AR signifikan. Meningkatnya ukuran LU  dan timbulnya gejala merupakan indikasi pergantian katup aorta. Jika AR  disebbkan oleh dilatasi akar aorta diperlukan penggantian katup dan akar  aorta.
PATOFLODIAGRAM
Demam                                melemahnya                                              degenerasi                                  kelainan
rematik                                katup                                                          mikromatous                              bawaan
Radang                         ketidakmampuan katup aorta                            lemahnya jaringan                    kelainan 
                                      Jantung untuk                                                     katup fetus                                jantung fetus
Kerusakan                     membuka/menutup
katup jantung                                                                                           peregangan katup secara
                                      peningkatan beban kerja                                    tidak normal
                                      Ventrikel
                                                                                                                 robekan
    REGURGITASI AORTA
aliran balik                                                                            
darah ke VS                                                                   kebocoran katup aorta                   membutuhkan pengobatan
Peningkatan volume VS                                                       dekonpensasi VS                     perubahan status kesehatan
Aliran ventrikel kiri terhambat                                           aliran balik AS                                krisis situasi
| Menuru curah jantung | 
| Pola koping inefektif, kecemasan | 
Aliran balik ke paru-paru
                                                                                         Gangguan Pertukaran gas                                 ketidakseimbangan
                                                                                                                                                                 Suplai O2 dan Kebutuhan
Hipobentilasi
                                                                                                                                                                 Kelelahan/kelemahan
| Pola napas in efektis | 
| Intoleransi aktifitas | 
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1.    PENGKAJIAN
Hal-hal yang dapat dikaji pada pasien regurgitasi aorta, meliputi :
·      Riwayat kesehatan
Riwayat  kesehatan yang dikaji meliputi data saat ini dan masalah yang lalu.  Data diperoleh dari klien,keluarga, berfokus kepada manifestasi klinik  dari keluhan utama dan ditunjang oleh riwayat perawatan dahulu, riwayat  keluarga dan riwayat psikososial. 
Riwayat  kesehatan dimulai dari biografi klien, dimana aspek biografi yang  sangat erat hubungannya dengan gangguan oksigenasi mencakup usia, jenis  kelamin, pekerjaan (terutama yang berhubungan dengan kondisi tempat  kerja) dan tempat tinggal. Keadaan tempat tinggal mencakup kondisi  tempat tinggal serta apakah klien tinggal sendiri atau dengan orang lain  yang berguna bagi perencanaan pulang (“Discharge Planning”).
·      Keluhan utama
Keluhan utama akan menentukan prioritas intervensi dan mengkaji pengetahuan klien tentang kondisinya saat ini.
·      Aktivitas
Gejala   : kelemahan, kelelahan, pusing,rasa berdenyut, dispneu, palpitasi, gangguan tidur
Tanda   : takikardi, gangguan pada tekanan darah, pingsan karena kerja, takipnea, dispnea
·      Sirkulasi
  Gejala           : riwayat kondisi pencetus, riwayat murmur jantung, palpitasi, 
·      Integritas ego
  Gejala           : tanda kecemasan
·      Makanan / cairan
  Gejala           : perubahan berat badan
·      Neurosensori 
  Gejala           : episode pusing/pingsan berkenaan dengan beban kerja
·      Nyeri / kenyamanan
  Gejala           : nyeri dada (nyeri angina / nyeri non angina)
·      Pernapasan 
  Gejala           : dispnea, batuk menetap atau noktural, takipnea, gelisah / ketakutan
- Diagnosa keperawatan
1.      penurunnya curah jantung berhubungan dengan aliran ventrikel kiri yang terhambat.
Rencana Intervensi :
-        Pantau TD, nadi apical, nadi periver
-        Pantau irama jantung sesuai indikasi
-       Tingkat/dorong tirah baring dengan kepala tempat tidur ditinggikan 45 derajat
-       Kolaborasi dengan memberikan oksigen suplemen, pantau DGA/nadi oksimetri.
-       Kolaborasi pemberian obat
2.      Pola napas inefektif berhubungan dengan gangguan pertukaran gas, hipoventilasi
Rencana Intervensi :
-        Kaji frekuensi bunyi nafas, catat krekels, mengi
-        Latih pasien batuk efektif, dan tarik nafas dalam
-        Bantu pasien tiap kali dalam mengubah posisinya
-       Bantu pasien dengan posisi setengah duduk agar dapat memaksimalkan inflamasi paru
-       Pantau nadi oksimetri
-       Kolaborasi dengan memberikan tambahan oksigen
-       Kolaborasi pemberian obat
3.      Intoleransi aktivitas berhungan dengan kelemahan, kelelahan
Rencana Intervensi
-       Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TD sebelum dan sesudah aktifitas
-       Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktifitas seperti penurunan kelemahan/kelelahan, TD stabil/Frekuwensi nadi
-       Bantu pasien dalam melakukan aktivitasnya/perawatan diri
-       Bantu  pasien dalam kebutuhannya seperti menggunakan kursi mandi, menyikat  gigi /rambut dengan cara duduk dalam melakukan aktivitas tersebut
-       Rujuk program rehabilitasi jantung
4.      Pola koping inefektif, kecemasan berhubungan dengan krisis situasi
Rencana Intervensi
-        Pantau respons fisik
-       Berikan tindakan yang nyaman pada pasien dalam melakukan aktifitasnya
-        Berikan waktu istrahat yang cukup untuk kondisinya
-       Berikan semangat dan penjelasan tentang penyakit sehingga dalam pola kopingnya dan status kesehatannya tidak memburuk
-        Kaji keefektifan koping dengan stressor
-        Orientasikan klien terhadap prosedur rutin dan aktifitas yang diharapkan
-        Kolaborasi pemberian obat anticemas
- Implementasi
Dilaksanakan  sesuai dengan rencana tindakan, menjelaskan setiap tindakan yang akan  dilakukan sesuai dengan pedoman atau prosedur teknis yang telah  ditentukan.
4.      Evaluasi 
Kriteria keberhasilan:
·         Berhasil
Tuliskan kriteria keberhasilannya dan tindakan dihentikan.
·         Tidak berhasil
Tuliskan mana yang belum berhasil dan lanjutkan tindakan.
PENYIMPANGAN KDM
Demam                                melemahnya                                              degenerasi                                  kelainan
rematik                                katup                                                          mikromatous                              bawaan
Radang                         ketidakmampuan katup aorta                            lemahnya jaringan                    kelainan 
                                      Jantung untuk                                                     katup fetus                                jantung fetus
Kerusakan                     membuka/menutup
katup jantung                                                                                           peregangan katup secara
                                      peningkatan beban kerja                                    tidak normal
                                      Ventrikel
     REGURGITASI AORTA
aliran balik                                                                            
darah ke VS                                                                   kebocoran katup aorta                   
Peningkatan volume VS                                                       dekonpensasi VS                      
Aliran ventrikel kiri terhambat                                           aliran balik AS                                
| penurunan curah jantung | 
                                                                                             Dekompensasi AS                                
Aliran balik ke paru-paru
                                                                                         Gangguan Pertukaran gas                                 ketidakseimbangan
                                                                                                                                                                 Suplai O2 dan Kebutuhan
Hipobentilasi
                                                                                                                                                                 Kelelahan/kelemahan
| Pola napas in efektis | 
| Intoleransi aktifitas | 
Daftar Pustaka
Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku Kedikteran EGC, Tahun 2002
Dr. Sutisna Himawan, 1973, Patologi ( Kumpulan kuliah) Jakarta: Penerbit Repro Djaja.
http://medicastore.com/penyakit/114/Regurgitasi_Katup_AortaInkompetensia_Aorta_Insuffisiensi_Aorta_Aortic_Regurgitation.html

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar